Batam-Bintan akan Terhubung Jembatan Sepanjang 6,7 Km Senilai Rp 3 Triliun

Oktober 02, 2015

Seogwipo - Pulau Bintan dan Batam (Babin) bakal terhubung dengan sebuah jembatan dengan bantuan dari Korea Selatan (Korsel). Dana yang dibutuhkan untuk jembatan ini sebesar Rp 3 triliun.

"Jembatan Batam-Bintan ini proyek yang sangat monumental di Sumatera karena menghubungkan dua pulau besar," kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Menko Perekonomian Dedy Priatna Jeju International Convention Center, Seogwipo, Pulau Jeju, Korea Selatan, Jumat (12/10/2012).

Jembatan sepanjang 6,7 Km ini akan menghubungkan dua pulau yang menjadi bagian dari zona perdagangan bebas di regional. Kedua pulau tersebut juga punya peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebanyak 1.200 perusahaan menanamkan modalnya di Batam, sementara pulau Bintan sebanyak 40 perusahaan yang berada di industri agrikultur, wisata, dan perdagangan.

"Pengembangan jembatan Babin ini akan memudahkan akses dan konektivitas antar kedua pulau sehingga meningkatkan ekonomi di area sekitar," ujarnya.

Pulau-pulau lain yang diperkirakan akan kecipratan dana gairah pertumbuhan ekonomi antara lain pulau Rempang, Galang dan Galang Baru.

Jembatan ini akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama akan menghubungkan Batam dan pulau Tanjung Sau, kemudian dilanjutkan dengan penyambungan ke Pulau Buau di tahap ketiga.

Sedangkan di tahap ketiga, penghubungan Pulau Buau dengan Bintan. Rencananya sebanyak 40% dari kebutuhan dana itu akan diambil dari pinjaman, 60% sisanya dari modal sendiri.

Modal sendiri yang dimaksud adalah patungan dari beberapa pihak, yaitu pemprov Riau dan pemkot Tanjung Pinang. Jembatan itu akan dioperasikan oleh perusahaan patungan antara pemerintah dengan swasta.

Hasil studi kelayakan yang terakhir kali dilakukan pada 2010 menunjukkan, jembatan itu akan dilalui oleh 9.189 mobil dan 6.500 motor per hari. Tarif keekonomian jembatan itu diperkirakan Rp 66.120 sekali jalan.

Sumber Berita dan Gambar :
m.detik.com/finance/read/2012/10/12/192111/2061529/4/batam-bintan-akan-terhubung-jembatan-sepanjang-67-km-senilai-rp-3-triliun

Jokowi Mau Batam-Bintan-Karimun Jadi Kawasan Bebas Tahun Ini

September 30, 2015

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan bawahannya untuk segera menjadikan Batam-Bintan-Karimun sebagai kawasan terpadu perdagangan bebas pada tahun ini. Kebijakan ini dalam rangka menampung potensi investasi yang tidak tertampung di Singapura.

Hal itu disampaikan oleh Menkopolhukam Luhut Panjaitan, yang juga merangkap sebagai Kepala Kantor Kepresidenan di Istana Presiden, Jumat (21/8).

""Ini tindaklanjut pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Singapura (Lee Hsien Loong) mengenai Batam-Bintan-Karimun untuk menjadi (kawasan) terpadu sehingga investasi yang datang dari berbagai negara ke situ bisa lebih bagus," jelas Luhut.

Jokowi menginginkan, kata Luhut, pejabat pemerintah tidak hanya melakukan kunjungan kerja ke luar negeri tanpa da eksekusi atau tindak lanjut yang sifatnya kongkret. Terkait dengan kunjungan kerja ke Singapura, Luhut mengatakan Jokowi ingin Batam bebnar-benar bisa menjadi kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ).

"Keuntungannya banyak. Misal seperti dari perindustrian minyak, kemudian banyak (investasi) spill over dari Singapura yang sudah tidak bisa ditampung di sana kita bisa kelola dan itu akan punya nilai tambah untuk Indonesia," tuturnya.

Menurut Luhut, pembentukan kawasan terpadu FTZ Batam-Bintan-Karimun harus segera dilakukan mengingat banyak permasalahan yang menghambat investasi masuk ke kawasan tersebut. Untuk itu, akan dibentuk gugus tugas khusus untuk melaksanakan instruksi presiden ini yang salah satu anggotanya Purbaya Yudhi Sadewa. 

"Harus tahun ini. Tadi sudah diperintahkan untuk membuat task force," jelasnya.

Luhut menambahkan, selama ini terdapat sejumlah industri pipa dan perminyakan di kawasan tersebut. Hal itu menjadi nilai tambah seandainya Batam-Bintan-Karimun sudah menjadi kawasan perdagangan bebas.

Sumber Berita :
http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150821135256-92-73576/jokowi-mau-batam-bintan-karimun-jadi-kawasan-bebas-tahun-ini/
Sumber Gambar :
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.penghubungkepri.org/images/24636560.png

KEMLU AJAK INVESTOR GALI POTENSI EKONOMI KARIMUN

September 27, 2015
Moneter.co – Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kabupaten Karimun menyelenggarakan acara “Updates from the Region” (UFTR) untuk mengajak investor asing menggali potensi ekonomi di Karimun.
Keterangan pers yang dilansir situs resmi Kemlu RI di Jakarta, Kamis, menyebutkan acara UFTR “Free Trade Zone and Free Port of Karimun” yang diselenggarakan pada tanggal 22 September di Hotel Intercontinental, Jakarta, itu dihadiri oleh para duta besar, diplomat asing di Jakarta, serta pengusaha dan media massa.
Acara tersebut bertujuan mempromosikan potensi usaha yang ada di Kabupaten Karimun, yang merupakan salah satu dari empat kawasan perdagangan bebas (free trade zones) di Indonesia, selain Batam, Bintan, dan Sabang.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Esti Andayani menyampaikan bahwa Karimun memiliki banyak kelebihan, termasuk lokasi geografis.
Menurut Esti, Karimun memiliki lokasi strategis karena merupakan bagian dari kepulauan Riau di Selat Malaka yang adalah salah satu jalur dagang tersibuk di dunia karena dilewati 90.000 kapal per tahun.
“Dengan lokasi strategisnya, Karimun memainkan peran penting dalam visi Poros Maritim Indonesia Presiden Joko Widodo, terutama sebagai pusat (hub) antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” ujar dia.
Selain lokasi strategis, lanjut Esti, Karimun memiliki kelebihan lain, termasuk sumber daya manusia yang besar, keindahan alam, dan budaya, serta peraturan-peraturan yang ramah usaha dan investasi.
“Peraturan yang ramah usaha dan investasi itu, termasuk bebas bea ekspor dan impor, bebas pajak pertambahan nilai, dan ‘tax holiday’,” ungkap dia.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Bidang Ekonomi dan Kemaritiman Purba Robert Sianipar mengatakan bahwa sejak ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas pada tahun 2007, Karimun telah mengalami pertumbuhan pesat.
“Sebelum tahun 2009, hanya ada sembilan perusahaan yang beroperasi di Karimun. Setelah penetapannya sebagai kawasan perdagangan bebas, jumlah perusahaan yang berinvestasi di Karimun meningkat pesat menjadi sekitar 150,” jelas dia.
Updates from the Region merupakan forum yang diselenggarakan dua kali setahun oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mempromosikan potensi usaha daerah kepada para diplomat asing, pengusaha, dan investor.
Sejak 2007, UFTR telah mempromosikan potensi di daerah-daerah, seperti Batam, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan Surabaya.

Sumber Berita :
http://moneter.co/kemlu-ajak-investor-gali-potensi-ekonomi-karimun/
Sumber Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUUlBhb8O4VaIq3UuWhCzj45JTYomt1H7AwJNKNL3IVY1RD200RK5C70bH_Y4_WQL1uLym_BvQe2BljLqVP3V0I0M1TOg85YfF-9hIy-yaZ93u6fiZ0Uw0mTFVmJmve1Qglnoro_BN5BU/s1600/menlu.png

Anambas, Daerah Terisolir yang Kaya Migas

September 11, 2015

Semua fraksi DPR menyetujui 12 Rancangan Undang- Undang tentang Pembentukan Daerah Otonom untuk ditetapkan sebagai Undang-Undang. Salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kompas, 25/6).

Jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani RUU itu menjadi UU, berarti secara definitif Kepulauan Anambas menjadi kabupaten, terlepas dari kabupaten induk, yaitu Kabupaten Natuna.

Mengapa Kepulauan Anambas diusulkan menjadi kabupaten tersendiri? Banyak faktor yang dapat dijelaskan. Misalnya, dari segi ekonomi, potensi kekayaan alam berupa ladang minyak dan gas bumi (migas) yang dapat menjadi sumber bagi pendapatan bagi daerah. Selain itu, faktor geopolitik juga memengaruhi pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Kepulauan Anambas merupakan gugusan pulau yang terletak di Laut Natuna dan di bagian utara dikelilingi Laut China Selatan. Kepulauan Anambas juga berbatasan dengan tiga negara, yaitu Malaysia di sebelah barat serta Vietnam dan Thailand di sebelah utara.

Meskipun terisolir, Kepulauan Anambas memiliki potensi migas yang besar. Sebagai gambaran, perusahaan migas ConocoPhillips melakukan eksploitasi di perairan Kepulauan Anambas dan menjadikan Pulau Palmatak sebagai basis dari kegiatan eksploitasi migas.

Potensi gas di Kabupaten Natuna pun masih besar. Sebagai gambaran, potensi gas di sumur gas di Blok Alfa D di Kabupaten Natuna saat ini mencapai 46 triliun kaki kubik (TCF). Ladang sumur itu diperkirakan baru dapat berproduksi tahun 2018. Potensi gas itu merupakan potensi terbesar di Asia Pasifik.

Ketua Umum Badan Pembentukan dan Penyelaras Kabupaten Kepulauan Anambas Muhamad Zen mengungkapkan, sektor migas memang menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Kepulauan Anambas. ”Banyak lokasi sumur migas berada di Kepulauan Anambas,” kata Zen.

Selama ini, Kabupaten Natuna menjadi salah satu daerah penghasil gas terbesar di Indonesia. Dengan pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas, ”kue” migas dari dana bagi hasil (DBH) untuk Kabupaten Natuna pun akan terbagi ke Kabupaten Kepulauan Anambas yang baru nanti.

PAD migas

Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Natuna Basri mengungkapkan, DBH migas untuk Kabupaten Natuna tahun 2007 sekitar Rp 225 miliar. Sebagai perbandingan, pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Natuna sekitar Rp 4 miliar.

Menurut Basri, pendapatan DBH migas sebesar Rp 225 miliar itu masih kecil jika dibandingkan dengan nilai total dari produksi migas di Kabupaten Natuna. ”Pendapatan kotor dari hasil migas yang keluar dari perut bumi Natuna tahun 2007 mencapai Rp 21,8 triliun,” katanya.

Akan tetapi, kata Basri, dalam menghitung DBH, pendapatan kotor tersebut masih harus dikurangi dengan berbagai potongan biaya. ”Misalnya pajak, cost recovery, seperti biaya eksplorasi, eksploitasi, dan ekspansi, serta biaya yang lain,” katanya.

Setelah potongan biaya diperhitungkan, menurut Basri, barulah DBH migas diperhitungkan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). Untuk minyak, perbandingannya adalah pemerintah pusat sebesar 85 persen dan pemda 15 persen. Untuk gas, pemerintah pusat mendapat 70 persen dan pemda sebesar 30 persen.

Jika Kabupaten Kepulauan Anambas benar-benar terbentuk, seberapa besar Kabupaten Kepulauan Anambas dapat menikmati pembagian DBH itu? Hal tersebut sangat bergantung pada negosiasi Pemerintah Kabupaten Natuna, Pemkab Kepulauan Anambas bersama pemerintah pusat nanti.

Masalah pembagian dari hasil sumber kekayaan alam di daerah tentu dapat menjadi isu yang cukup sensitif.

Hal tersebut setidaknya juga terlihat dari laporan akhir pengkajian pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas yang dibuat Pemerintah Kabupaten Natuna, Badan Pembentukan dan Penyelaras Kabupaten Kepulauan Anambas, serta Pusat Pengembangan Potensi dan Profesi.

Penulis: FERRY SANTOSO

Sumber Berita :
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/02/23523572/anambas.daerah.terisolir.yang.kaya.migas
Sumber Gambar :
https://ninetoursindonesia.files.wordpress.com/2012/12/anambas-map.jpg

Saatnya Karimun Menjadi FTZ Menyeluruh

September 02, 2015

RAPAT Koordinasi Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) Batam Bintan Karimun di Tanjungpinang pada akhir Januari lalu mempertegas kembali usulan dari Ketua Dewan Kawasan agar FTZ Karimun ditetapkan menjadi seluruh pulau, tidak lagi enclave seperti saat ini.

Dasar usulan tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Tingginya kebutuhan lahan untuk industri galangan kapal dan penunjang off-shore di FTZ Karimun, dan demi efektifitas perpindahan orang dan barang dari dan ke kawasan bebas, sehingga Karimun layak untuk dikembangkan menjadi FTZ Menyeluruh.
Target dari semua itu adalah kemajuan pembangunan Kabupaten Kepulauan Karimun  sebagai salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Sejak terpisah dari Kabupaten Kepulauan Riau dan menjadi daerah otonom pada tahun 2000, Kabupaten Kepulauan Karimun terus berbenah untuk mengembangkan berbagai potensi daerah yang menjadi andalan kabupaten tersebut, salah satunya sebagai kawasan industri maritim dan galangan kapal.

Jejak pembangunan industri maritim di kabupaten tersebut sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1990 ketika pemerintah menetapkan tiga pulau di daerah ini sebagai pusat pembangunan baru, yaitu Batam, Bintan, dan Karimun.
Saat itu peran pemerintah Singapura bekerjasama dengan Indonesia mengembangkan kawasan industri Batamindo di Mukakuning, Batam, Kawasan Industri Lobam dan Kawasan Pariwisata Lagoi di Bintan, dan kawasan industri maritim di Karimun. Sampai hari ini, keempat daerah itu masih terus berkembang menjadi andalan daerah masing – masing.
Puncaknya adalah ketika pemerintah menetapkan Batam Bintan Karimun sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas melalui Peraturan Pemerintah nomor 46, 47, 48 tahun 2007.

Dari tiga daerah FTZ tersebut, hanya Batam yang ditetapkan sebagai FTZ menyeluruh karena mempertimbangkan sejarah awal pulau tersebut ketika menjadi kawasan berikat dan berkembang menjadi pulau berikat seperti saat ini. Sedangkan Bintan dan Karimun ditetapkan terbatas di beberapa lokasi atau dikenal dengan istilah enclave.
Setelah 4 tahun status FTZ diimplementasikan di Karimun, berbagai catatan kemajuan berhasil ditorehkan di antaranya dengan mulai masuknya investasi asing dengan nilai yang fantastis di daerah itu sehingga membuka banyak peluang kerja  dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi setempat.

Pertumbuhan
Kabupaten Kepulauan Karimun dibentuk berdasarkan UU Nomor 53 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Karimun bersama 8 daerah otonom lainnya. Luas wilayah kabupaten tersebut mencapai 920 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 230.000 jiwa.

Untuk melihat pertumbuhan perekonomian Kabupaten Karimun dipakai data indeks berantai PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2010 perekonomian Kabupaten Karimun mampu tumbuh sebesar 6,56 persen yang didukung oleh pertumbuhan di sektor bangunan, keuangan dan persewaan, industri pengolahan dan jasa-jasa.
Sektor-sektor yang menjadi andalan dalam perekonomian kabupaten tersebut adalah sektor pertanian sebesar 26,69 persen, sektor perdagangan, hotel, restoran sebesar 26,47 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,18 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 8,71persen.
Kendati sudah mendapatkan status FTZ, namun Karimun belum sepenuhnya bertransformasi menjadi daerah industri seperti Batam.

Meski tidak termasuk daerah tertinggal namun Karimun masih menanti pembangunan ekonomi yang menyentuh seluruh sendi kehidupan.

Data Dewan Kawasan FTZ Karimun, nilai investasi di FTZ Karimun selama 4 tahun terakhir sejak 2008 – 2011 cenderung fluktuatif, dimulai pada 2008 sebesar US$185 juta, 2009 US$15,4 juta, 2010 US$99,7 juta, dan 2011 US$12,3 juta.
Investasi terbesar pada 2008 dikontribusi oleh PT Saipem Karimun Yard yang mencatatkan investasi hampir mencapai Rp 2 triliun untuk pengembangan fasilitas pendukung off-shore migas.
Secara bertahap, Pemerintah Kabupaten Karimun memang telah membangun sarana infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan dalam rangka meningkatkan daya tarik kawasan tersebut bagi investor asing.

Dari sisi perdagangan dan jasa, sebenarnya Karimun sudah mulai bergeliat dengan kontribusi sebesar 26,4 persen terhadap PDRB. Ini terlihat dari semakin banyaknya hotel dan restoran yang beroperasi di Karimun, ditopang oleh arus wisatawan asing dan domestik. Serta tingginya tingkat konsumsi bahan bakar minyak yang menandakan bahwa semakin banyak jumlah kendaraan beredar dari kabupaten tersebut.
Namun sayang, infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum masih terbatas, dan lebih sering kehabisan stok.

Sektor ritel sebenarnya sudah mulai tumbuh, dipicu oleh daya beli masyarakat yang terus meningkat. Hanya saja, ketiadaan pusat berbelanjaan menyebabkan masyarakat terpaksa harus menyeberang ke Batam.
Kadin Provinsi Kepulauan Riau mencatat setiap akhir pekan sekitar 2.000 – 2.500 warga Karimun menyeberang ke Batam untuk berlibur atau berbelanja. Itu data dari satu operator feri saja, sementara ada empat operator yang melayani rute Batam – Karimun hingga 10 kali sehari pulang – pergi.

Potensi
Mempertimbangkan berbagai indikator tersebut, tidak ada salahnya jika Karimun juga ingin agar FTZ ditetapkan di seluruh pulau tidak hanya terbatas di lokasi tertentu, tujuannya agar akselerasi pembangunan ekonomi bisa dipercepat.
Penulis berpandangan manfaat yang bisa diperoleh dengan penetapan FTZ menyeluruh ini adalah pertama, pemerataan pembangunan karena seluruh wilayah bisa dijadikan basis produksi bagi perusahaan yang masuk. Apalagi ketersediaan lahan di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai FTZ mulai terbatas.

Jika kekhawatiran adanya peluang rembesan atau penyelundupan karena seluruh pulau yang terbuka, tentunya ini berpulang kepada kesiapan aparatur kepabeanan dan keamanan untuk mengoptimalkan pengawasan di setiap pintu masuk, dan sejak dini mulai mendisain mekanisme pengawasan efektif di seluruh pulau.
Artinya, tidak ada alasan untuk tidak menetapkan Karimun sebagai FTZ menyeluruh karena kawasan tersebut sejak awal memang telah didisain sebagai kawasan industri maritim yang akan menjadi penopang di saat ketersediaan lahan industri maritim di Batam mulai terbatas.

Tren ke arah itu sudah mulai terjadi, Batam saat ini mulai kesulitan memenuhi permintaan lahan bagi industri yang membutuhkan lahan yang luas, sedangkan Karimun dan Bintan masih berpotensi untuk memenuhi itu semua.
Kedua, tumbuhnya sektor usaha pendukung industri seperti perdagangan, properti, perbankan, transportasi, dan jasa lainnya.

Jika berkaca pada keberhasilan pola pembangunan Batam, sektor industri memang menjadi sektor andalan untuk mengangkat pertumbuhan sektor lainnya.
Diharapkan terjadinya multiplier effect dari kebangkitan sektor industri di Karimun, yang awalnya hanya 8,7 persen terhadap PDRB menjadi 25 persen – 30 persen. Untuk mencapai itu semua tentu dibutuhkan investasi yang besar untuk masuk ke Karimun, baik dari investor maupun dari pemerintah sendiri.

Dari sisi pemerintah daerah, sebenarnya dengan dukungan APBD yang terus meningkat setiap tahunnya seharusnya bisa menjadi pemicu pembangunan, dan tampaknya komitmen Pemkab Karimun sudah sangat besar.
Tahun 2013 ini, APBD Karimun disahkan sebesar Rp 1,077 triliun, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 953 miliar. Dengan penduduk di bawah 300.000 jiwa, tentu Karimun memiliki peluang besar untuk meningkatkan alokasi anggaran di sektor infrastruktur dalam rangka menggenjot pertumbuhan sektor – sektor ekonomi andalan daerah.

Kadin Kepri telah berkomitmen untuk bergandengan tangan dengan Kadin kabupaten Karimun bersama pemerintah kabupaten dalam pembangunan agar Karimun pada 5 – 10 tahun mendatang bisa mengimbangi Batam sebagai lokomotif pembangunan di Kepulauan Riau.

Sumber Berita : 
batampos.co.id/18-02-2013/saatnya-karimun-menjadi-ftz-menyeluruh-2/
Sumber Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWfNtaNuFsxt8YxYKiUXydj2CZSUljC26W5wUekS373gj-dP-iCyJPjBgCVUen8NqLe9WkzM9ryoWMnVqH_XCMTL3lDoAznY1gPqaUuu7LQabqxLVZo0Qeptf9qtC7r6TMjNpjHagDtd4G/s1600/karimun.jpg

Peluang Ekonomi Peternakan Sapi di Bintan Belum Dioptimalkan

Agustus 31, 2015

TANJUNGUBAN, batamtoday - Kebutuhan harian akan daging sapi segar untpinang selama ini dipenuhi oleh daerah lain. Peluang pasar yang besar ini belum dilirik oleh peternak Bintan. Belum lagi kedekatannya secara geografis dengan Batam maupun Karimun, ataupun dengan negara tetangga seperti Singapura.

"Peluang peternakan sapi sampai saat ini belum diambil oleh peternak sapi secara maksimal. Kebutuhan sapi untuk Tanjungpinang dan Bintan masih dari luar daerah seperti dari Jambi. Kita masih sebatas penggemukan sapi untuk pemenuhan hewan kurban," kata Azhari, Kepala Seksi Pengembangan Peternakan Bintan, Selasa (2/10/2012).

Bahkan untuk saat ini kata Azhari, peternak sapi Bintan baru sebatas penggemukan sapi belum bisa beternak sebagaimana peternak sapi pada umumnya.

"Berbagai upaya kita lakukan supaya peternak sapi bisa melangkah dari penggemukan menuju peternakan. Salah satunya dengan mengadakan berbagai penyuluhan akan manfaat kotoran sapi untuk diolah menjadi kompos dan biogas," ujarnya.

Seluruh bagian dari ternak sapi sangat bermanfaat, dari daging, kotoran, bahkan air kencingnya juga bisa dijadikan pupuk.

"Pola pikir peternak harus dirubah mulai sekarang, dari pemikiran peternakan menuju agro industri. Sehingga peternakannya berorientasi pasar. Bahwa kotoran sapi bisa dijual dengan mengolahnya menjadi kompos. Bisa memakai biogas untuk memasak, sebagai pengganti gas elpiji," terangnya.

Sumber Berita:
http://m.batamtoday.com/detail2.php?id=20188

Sumber Gambar : https://totoharyanto.com/wp-content/uploads/2015/08/ternak-sapi-potong.jpg



Potensi Kabupaten Lingga

Potensi Kabupaten Lingga

Agustus 30, 2015

Potensi Peternakan dan Perikanan

1. Peternakan
Pada tahun 2010, populasi ternak besar seperti sapi tercatat 1.341 ekor, kerbau 3 ekor, kambing 748 ekor dan babi 335 ekor. Bila dibandingkan tahun sebelumnya populasi ternak besar mengalami kenaikan untuk sapi sebesar 3,2 persen, kambing sebesar 19,9 persen, dan babi sebesar 4,7 persen.
Populasi unggas pada tahun 2010 berjumlah 113.042 ekor. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebanyak 110.169 ekor, ternak unggas di Kabupaten Lingga naik sebesar 2,6 persen.
Populasi ayam kampung memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak 72.131 ekor. Populasi ayam petelur dan ayam pedaging masing-masing sebanyak 6.500 dan 32.800 ekor. Dan populasi itik sebanyak 1.611. Dari keempat jenis unggas tersebut, ayam kampung dan itik mengalami penurunan populasi masing-masing sebesar 1,5 persen dan 15 persen.
2. Perikanan
Untuk sub sektor perikanan di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah perikanan laut. Pada tahun 2009 volume produksi perikanan laut sebesar 18.310,988 ton, pada tahun 2010 bertambah menjadi 21.560,931 ton atau mengalami peningkatan sebesar 17,7 persen.
Jumlah alat produksi perikanan dari tahun ke tahun cenderung mengalami penambahan. Pada tahun 2010 tercatat 9.964 unit alat penangkap ikan, 2.715 kapal motor, 124 motor tempel, 2.391 perahu tanpa motor dan 1.025 keramba.
Direncanakan akan dikembangkan pelabuhan perikanan di Kabupaten Lingga berdasarkan arahan dari RTRW Provinsi Kepulauan Riau adalah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) melayani kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT dan menampung 20 buah kapal atau 60 GT kapal perikanan sekaligus.
Rencana pengembangan PPI di 6 lokasi wilayah Kabupaten Lingga sesuai dengan rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tahun 2010 – 2030.
Pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Lingga meliputi:
1. Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap meliputi:
a. jalur penangkapan 0 (nol) – 6 (enam) mil dari garis pantai diperuntukan bagi kegiatan perikanan tangkap dengan bagan, bubu atau perahu kurang dari 6 (enam) GT penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis, dan ikan laut lainnya skala kecil;
b. jalur penangkapan 6 (enam) -12 (duabelas) mil dari garis pantai diperuntukan bagi kegiatan perikanan tangkap komersil untuk perahu/kapal ikan 6 (enam) – <60 (enam puluh) GT penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis, dan ikan laut lainnya skala komersil; dan
c. jalur penangkapan >12 (duabelas) mil dari garis pantai diperuntukan bagi kegiatan perikanan tangkap komersil untuk perahu/kapal ikan >60 (enam puluh) GT penekanan pada kegiatan penangkapan ikan pelagis, dan ikan laut lainnya skala komersil.
2. Perikanan Budidaya
Kawasan perikanan budidaya laut berupa kawasan budidaya rumput laut, budidaya perikanan keramba jaring apung dan budidaya keramba jaring tancap. Adapun rencana pengembangan perikanan budidaya laut pada kawasan pemanfaatan umum berada di:
a. Kecamatan Senayang meliputi:
1. perairan Pulau Benan;
2. perairan Pulau Mensanak;
3. perairan Pulau Dua Besar;
4. perairan Pulau Duyung;
5. perairan Pulau Panjang;
6. perairan Pulau Tekeres;
7. perairan Pulau Setumu;
8. perairan Tanjung Gantung;
9. perairan Pulau Kongki Besar;
10. perairan Pulau Penaah;
11. perairan Pulau Senayang;
12. perairan Pulau Tajur Biru;
13. perairan Pulau Rejai;
14. perairan Pulau Pongok;
15. perairan Pulau Talas;
16. perairan Pulau Kekek;
17. perairan Pulau Baran; dan
18. perairan Pulau Cempa;
b. Kecamatan Lingga Utara meliputi:
1. perairan Kelurahan Pancur;
2. perairan Desa Teluk;
3. perairan Desa Limbung;
4. perairan Tanjung Bungsu;
5. perairan Pasir Lulun;
6. perairan Air Kelubi; dan
7. perairan Desa Sekanah;
c. Kecamatan Lingga terletak di perairan Serteh Desa Kelumu
d. Kecamatan Selayar meliputi:
1. perairan Pulau Selayar; dan
2. perairan Pulau Serang Lima;
e. Kecamatan Singkep Pesisir meliputi:
1. perairan Desa Kote;
2. perairan Desa Lanjut;
3. perairan Desa Berindat; dan
4. perairan Desa Sedamai;
f. Kecamatan Singkep Selatan meliputi:
1. perairan Tanjung Napan; dan
2. perairan Pulau Lalang;
g. Kecamatan Singkep Barat
meliputi:
1. perairan Desa Marok Tua;
2. perairan Teluk Sekanak;
3. perairan Desa Sungai Buluh; dan
4. perairan Desa Posek.

Potensi Kabupaten Natuna

Agustus 30, 2015

Potensi Kabupaten Natuna
1. GEOGRAFIS
A.Letak Wilayahh
Secara geografis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat 1016’-7019’ LU (Lintang Utara) dan 105000’-110000’ BT (Bujur Timur),dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a.Sebelah utara dengan Vietnam dan Kamboja.
b.Sebelah selatan dengan Kabu-paten Bintan.
c.Sebelah barat dengan Kabupaten Kepulauan Anambas
d.Sebelah timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.

B.Luas Wilayah
Menurut UU Nomor 33 Tahun 2008, Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2 Dengan luas daratan 2.001,30 km2 dan lautan 262.197,07 km2. Ranai sebagai Ibukota Kabupaten Natuna. Di kabupaten ini terdapat 154 pulau, dengan 30 pulau (19,48 persen) yang berpenghuni dan sebagian besar pulau (124 buah) tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran, dan Pulau Serasan. Pulau-pulau yang ada dapat dikelompokkan dalam 2 gugusan:
1. Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau
2. Laut, dan Pulau Tiga. Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.

2. Keadaan Demografi.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Natuna (angka sementara) adalah 69.319 orang, yang terdiri atas 35.780 laki-laki dan 33.449 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, dan Midai merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu masing masing 23.230 orang, 10.827 orang, 5.015 orang. Kecamtan Pulau Laut merupaka kecamtan yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 2.200 orang.

3.Iklim
Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Juli. Curah hujan rata-rata setahun berkisar 193,2 milimeter dengan rata-rata kelembaban udara sekitar 90,4 persen dan temperatur berkisar antara 25,80 celcius.

4. Topografi
Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Dengan segala potensi yang dimiliki Kabupaten Natuna diharapkan mampu dikelola dengan baik agar dapat mengembangkan wilayahnya. Potensi yang dimaksud terdiri dari beberapa sektor, antara lain:

A.Sektor Pertanian.Pertanian & perkebunan
seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkeh. Terdapat di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna, walaupun hasilnya prosentasinya terlalu tinggi namun mampu memberikan suplai masyarakat natuna.

B.SektorPerikanan.
Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton/tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna.

C.Sektor Pariwisata

1).Masjid Natuna
Masjid raya natuna dibangun oleh investor dari perusahan minyak yang menanamkan investasi di kabupaten natuna. Masjid ini dibangun pada tahun 2004 yang terletak di pusat kota, ranai. Keindahan masjid ini mampu menarik wisata dikarenakan gaya arsiktetur yang tinggi dari timur – tengah.

2).Pantai batu sindu.
Pantai ini memiliki legenda ada sepasang laki – laki dan perempuan ingin menikah laki – laki dari daerah ranai darat, dan perempuan daerah pesisir, kedua belah pihak melamar dan mengantar makanan. Dan yang laki – laki mencaci masakan perempuan sehingga pihak perempuan bersumpah dan mengutuk sehingga menjadi batu. Pantai batu sindu ini terletak di desa tanjung. Yang memiliki keindahan pantai denga bebatuan yang menghiasi pesisir pantai.

3.Sektor Migas
Selain banyak pantai dan pulau masih “perawan” Natuna juga super kaya dengan kandungan gas maupun minyak bumi. Terasa tak lengkap jika membicarakan Natuna tanpa kandungan alam gas alam yang disebutkan oleh para ahli, memiliki cadangan terbesar Asia Pasifik bahkan di dunia.Yaitu Blok Natuna D-Alpha merupakan blok gas dan minyak yang menyimpan sekitar 500 juta barel. Total potensi gas diperkirakan mencapai 222 triliun kaki kubik, dan inilah cadangan terbesar di dunia yang tidak akan habis dieksplorasi 30 tahun ke depan.

Potensi gas yang recoverable sebesar 46 tcf (46,000 bcf) atau setara dengan 8,383 miliar barel minyak (1 boe, barel oil equivalent = 5.487 cf ).Dengan potensi sebesar itu, dan asumsi harga rata-rata minyak US$ 75 / barel selama periode eksploitasi, nilai potensi ekonomi gas Natura adalah US$ 628,725 miliar atau sekitar Rp 6.287,25 triliun (kurs US$/Rp = Rp 10.000).

Bandingkan dengan APBN 2010 yang hanya Rp 1.047,7 triliun.Terhitung 2 November 2010 hingga 2 Maret 2011, Premier Oil telah mendeteksi kandungan minyak dan gas di kawasan Blok D Alpa Natuna.

Premier Oil perusahaan pengeboran minyak dan gas yang berkantor pusat di Inggris itu bakal melakukan pengeboran selama 30 tahun sesuai dengan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia mulai tahun 2007. Pelaksanaannya secara bertahap, masa penjajakan potensi 10 tahun jika tidak menemukan potensi Migas yang bernilai ekonomis, maka pengeboran dihentikan. Goverment Affairs, Manager PT Premier Oil, Nina Marlina menjelaskan, butuh waktu hingga 2 Maret 2011 untuk mendeteksi kandungan Migas Blok yang berada di utara laut Natuna. Hal itu dia paparkan di aula kantor bupati Natuna di Ranai beberapa waktu lalu.

Saat itu, Nina hadir juga Kepala Humas dan Hubungan Kelembagaan, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan gas (BP. Migas), Elan Biantoro bersama jajaran Kontraktor Premier Oil.Terkait hal itu, guna menunjang pelaksanaan proses eksploitasi, Premier Oil meminta kepada pemerintah Natuna untuk menyiapkan kelengkapan. Misalnya kantor Bea Cukai, Sah Bandar, Petugas Karantina dan Imigrasi, karena awal November ini kapal-kapal pembawa logistik dan lain nya mulai beroperasi di Natuna.Plt Bupati Natuna, Raja Amirullah menyambut baik kunjungan kerja BP Migas & Premier Oil ke daerahnya.

Perushaan yang melakukan investasi di kabupaten natuna adalah sebagai berikut :

1.PEARL ENERGY GROUP INDONESIA
Pearl Energy adalah anak perusahaan dari Mubdala Petroleum yang merupakan perusahaan kelas dunia. beroperasi di Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Kazakhtan, Libia, Tanzania, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapore dan Indonesia. Di Natuna, Pearl Energy menjadi operator pada blok Kerapu, sistem kontraknya adalah PSC (Production Sharing Contract). seismik 3D pertama dilakukan pada 2010 kemarin, sedangkan pengeboran explorasi baru akan dimulai pada 2013 ini.

2.LUNDIN OIL & GAS B.V
Perusahaan minyak dan gas ini telah ada selama 30 tahun, dari awal tahun 80an dengan nama IPC (International Petroleum Corporation), kemudian menjadi Lundin Oil pada akhir 90an, dan terakhir menjadi LUNDIN PETROLEUM pada 2001 hingga sekarang. Daerah Operasi LUNDIN PETROLEUM meliputi Prancis, Tunisia, Irlandia, Malaysia, Norwegia, Belanda, Rusia dan Indonesia. Aset Lundin Petroleum di Indonesia meliputi produksi non-operasi dari lapangan gas Singa dan lima lisensi eksplorasi terletak di Laut Natuna, Jawa dan Papua Barat. Di Natuna, Lundin Oil mengelola blok Cakalang dan Baronang dengan sistim kontrak PSC.

3.STAR ENERGY
Merupakan perusahaan migas dunia, star energy memfokuskan kegiatan pada 3 sumber energi saat ini, yaitu Oil and Gas, Geothermal (panasbumi) dan CBM (Coal Bed Methane). Wilayah kerja Star Energy di Indonesia adalah : Sebatik, Sekayu, dan Kakap untuk Oil dan Gas, Jailolo dan Wayang Windu untuk Geothermal, dan GMB Sekayu II untuk CBM.
Di Natuna, star energy mengelola blok Kakap. Blok ini terletak di laut utara Natuna, 486 km arah timur laut dari Singapore dan 1,247 km sebelah utara dari Jakarta. Sejak 2003, Star Energy sudah menjadi operator dari contract yang mencakup 2,00 km persegi dalam dua blok terpisah. Sistimnya adalah PSC. PSC mengandung ladang gas dan minyak yang dioperasikan melalui empat platform dengan 6 subsea tie-backs. Kontrak terhadap blok ini memasuki fase perpanjangan dan akan efektif hingga 2028.

4.AUSTRALIA WORLDWIDE EXPLORATION, LTD
Sesuai dengan namanya, ini adalah perusahan explorasi milik Australia.AWE Limited telah melaksanakan perjanjian jual beli dengan anak perusahaan Genting Berhad untuk mengakuisisi 100 persen dan operatorship dalam dua kontrak bagi hasil lepas pantai Indonesia sebesar $ 39 juta. Menurut ketentuan perjanjian, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki AWE akan memperoleh aset yang meliputi ladang minyak yang belum dikembangkan dengan perkiraan 76 MMbbl minyak dipulihkan. Kedua PSC ini, yaitu North West Natuna PSC dan Anambas PSC, yang terletak di Laut Natuna di 230-295 feet (70 sampai 90 meter) dari air. NWN PSC berisi dari pengembangan lapangan minyak Ande Lumut, yang diperkirakan mengandung 76 MMbbl minyak berat dipulihkan, dan tiga sumur eksplorasi dan appraisal. Anambas PSC memiliki lapangan gas Anambas, ditemukan pada tahun 2006, bersama-sama dengan sejumlah prospek eksplorasi tambahan dalam suatu daerah lepas pantai yang mengandung pengembangan gas yang signifikan dan infrastruktur pipa. Transaksi ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diantisipasi akan selesai pada Februari 2012. Pembelian tersebut akan didanai oleh cadangan kas dan hasil dari bagian penjualan saham AWE dalam Proyek BassGas.

5.PREMIER OIL, LTD.
Premier Oil merupakan perusahaan migas dunia yang banyak beroperasi di negara-negara luar, seperti Falkland Island, Norwegia, Pakistan, Mauritania, Inggris, Vietnam dan Indonesia.Premier Oil Indonesia adalah operator dari West Natuna Sea Block A, dan telah memproduksi minyak lebih dari satu dekade. dan yang baru ditemukan adalah lapangan Tuna.
Premier mengakuisisi areal operasi pertama di Indonesia - Natuna Sea Block A - termasuk ladang minyak Anoa pada tahun 1996. Dan kemudian mengembangkan Proyek Gas Laut Natuna:
1.GSA1 ditandatangani pada tahun 1999, membuat komersialisasi tutup gas di Anoa
2.Pipa WNTSdari Singapura selesai pada tahun 2000
3.Gas pertama dari lapangan Anoa dicapai pada awal tahun 2001

6.NATUNA VENTURES B.V
Merupakan perusahaan yang memenangi lelang terhadap lapangan Gurita dengan sistim kontrak PSC. tidak banyak info mengenai yang satu ini, dikarenakan tidak terdapat banyak refrensi.

7.CONOCO PHILIPS INDONESIA
Bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia perminyakan. siapa yang tak mengenal perusahaan ini. CoPhil adalah perusahaan migas besar kelas dunia. Beroperasi di 30 negara dengan 17.000 pekerja. di Natuna, CoPhil mengelola South Natuna Sea Block B dengan sistim kontrak PSC.
The West Natuna Gas Konsorsium, perusahaan patungan yang terdiri dari Pertamina, Conoco, Premier Oil dan Gulf Indonesia Resources, dikontrak oleh SembGas Singapura pada Januari 1999 untuk 325 juta kaki kubik per hari (MCFD) gas alam. Sebuah kontrak pipa pergi ke McDermott International.

Sumber Berita :
http://www.ismailsiabuga.com/2013/11/potensi-kabupaten-natuna.html?m=1
Sumber Gambar :
www.coremap.or.id/i/artikel/WB-Natuna.jpg

Nelayan Karimun Dibekali Ilmu Navigasi

Agustus 30, 2015

KARIMUN (HK) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karimun memberikan pembekalan aturan hukum tentang kelautan kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan yang ada di Kecamatan Buru. Selain aturan hukum, para nelayan juga diberi pelatihan navigasi serta bagaimana membaca peta dan alat bantu Global Positioning System (GPS).
Kegiatan yang berlangsung satu hari itu dibuka Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun,  Hazmi Yuliansyah. Menurutnya, kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri sebanyak 30 orang pelaku usaha perikanan dan kelompok nelayan di Kecamatan Buru, agar para nelayan lebih memahami tentang aturan di laut.

"Selama ini kebanyakan nelayan di Karimun, khususnya nelayan tradisional tidak memahami bagaimana aturan tentang kelautan, apalagi Karimun berada di wilayah perbatasan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, banyak aturan yang mengikat dua negara khususnya di bidang kelautan," kata Hazmi.

Menurutnya, dalam UU No 45 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam UU tersebut sudah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Selain itu, ada juga Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan no 02 tahun 2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia. "Mulai sekarang, nelayan kita harus menguasai aturan tersebut agar tidak menjadi masalah saat mereka melaut," ungkap Hazmi.

Selain memberikan materi tentang aturan perikanan dan jalur penangkapan ikan bagi nelayan, kata Hazmi, pihaknya juga mempraktekkan bagaimana cara membaca peta yang baik kepada nelayan serta membaca alat bantu navigasi seperti GPS. Bukan itu saja, agar ilmu yang diberikan kepada nelayan tidak hilang, DKP juga memberikan silabus penggunaan GPS tersebut.  

Dikatakan, selain berada di wilayah perbatasan, Karimun yang masuk sebagai pelabuhan bebas dan kawasan perdagangan bebas (FTZ), maka menjadikan perairan Karimun sebagai lalulintas padat pelayaran. Untuk itulah, maka pelaku usaha perikanan nelayan di Karimun perlu dibekali ilmu tentang hukum dan navigasi laut.

Selain pemateri dari DKP Karimun, kegiatan itu juga menghadirkan narasumber dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tanjungbalai Karimun yang mengupas tentang cara membaca peta di laut dan alat bantu navigasi, serta Lanal Tanjungbalai Karimun yang memberikan materi tentang hukum di laut. (ham)

Sumber Berita :
http://haluankepri.com/karimun/54695-nelayan-karimun-dibekali-ilmu-navigasi.html
Sumber Gambar:
images.detik.com/customthumb/2011/07/29/1026/travel_dsc_9071.jpg

MEMACU DAYA SAING INDUSTRI MARITIM

Agustus 28, 2015

Kepulauan Riau memang merupakan daerah maritim. Bahkan, dari total luas wilayah daerah ini, daratan hanya tersisa 4 persen.
Tentu, potensi sumber daya maritimnya berlimpah. Bahkan, diyakini, untuk saat ini, potensi itu belum tergarap maksimal dan masih banyak dihasilkan nelayan asing.
Untuk memaksimalkan hasil dari potensi itu, Pemerintah Provinsi Kepri terus membuat beberapa rencana dan terobosan. Di antaranya, akan dibangun beberapa pelabuhan yang mendukung industri perikanan. Tujuannya, tak lain untuk meningkatkan nilai tambah produk sekaligus membuka lapangan kerja.
Rencana pembangunan industri perikanan itu disampaikan Gubernur Kepri, HM Sani, baru-baru ini. Saat ini, kata Sani, rencana strategis pembangunan industri perikanan itu masih disusun.
Industri perikanan dibutuhkan untuk mengolah hasil laut di Kepri yang cukup besar karena 96 persen wilayah Kepri adalah lautan. Kepri menghasilkan ikan tangkap rata-rata 360 ribu ton setiap tahunnya dan ikan budi daya 130 ribu ton setiap tahun. Jumlah itu masih sedikit jika dibanding dengan potensi yang dimiliki Kepri. Selama ini, potensi tersebut banyak dimanfaatkan oleh nelayan asing.
Untuk itu, pemerintah melakukan kajian guna mengembangkan industri perikanan di Kepri yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan produktivitas hasil perikanan di Kepri. Salah satu hasil kajiannya akan dibangun beberapa pelabuhan perikanan. "Pemerintah akan membangun tiga pelabuhan perikanan dengan anggaran sekitar 30 miliar rupiah," jelas Sani.
Tiga pelabuhan perikanan yang akan dibangun terletak di daerah Antang, Kabupaten Kepulauan Anambas, kemudian di Parit Rampak, Kabupaten Karimun, dan di Selat Rampa, Kabupaten Natuna. Ketiga tempat tersebut selama ini merupakan sentra perikanan tangkap dan budi daya sehingga diperlukan pelabuhan khusus perikanan untuk menunjang industri perikanan di daerah itu.
"Rencana pembangunan pelabuhan perikanan di tiga daerah itu sedang dalam kajian dan Detail Engineering Desain (DED) dalam persiapan, termasuk DED untuk lanjutan pembangunan di Parit Rampak, Karimun," kata dia.
Anggaran untuk membangun tiga pelabuhan itu berasal dari APBN dan APBD. Untuk itu, telah diusulkan anggarannya ke pemerintah pusat. Pembangunan pelabuhan perikanan juga dimaksudkan sebagai tempat berlabuh kapal-kapal penangkap ikan, termasuk kapal asing yang mendapat izin dari pemerintah pusat dan daerah.***

Sumber Berita: 
http://www.disperindagkepri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=129:memacu-daya-saing-industri-maritim&catid=2:berita&Itemid=12
Sumber Gambar :
i431.photobucket.com/albums/qq38/BATAMANIA/maritim2.gif

Lingga Akan Kembangkan Ternak Sapi Skala di Tiga Lokasi

Agustus 28, 2015

TRIBUNNEWSBATAM.COM, LINGGA- Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Lingga merencanakan membuka tiga wilayah peternakan sapu skala besar untuk masyarakat Kabupaten Lingga.
Satu lokasi di pulau Singkep yakni desa Marok. Sementara dua lainnya Pulau Cempa di Kecamatan Senayang dan Pulau Mabung.
Tiga lokasi tersebut dipilih, menurut Rusli Ismail selaku Kepala Distanhut Lingga, karena lahan untuk peternakan masih luas dan hijau.
"Kita rencanakan tiga wilayah peternakan lembu sekala besar. Lokasinya nanti di desa Mabung dan Cempa kecamatan Senayang dan satu lokasi lagi di Marok Tua Pulau Singkep," kata Rusli Ismail kepada Bintan News, Rabu (22/4/2015).
Dia menambahkan, program Distanhut tahun-tahun sebelumnya juga telah membantu pengadaan lembu bagi masyarakat Desa Mensanak, Kecamatan Senayang, Sungai Pinang dan Desa Bukit Harapan.
Hasilnya pun dikatakan Rusli sangat baik, ternak yang dikelola masyarakat berkembang.
"Sistemnya bergulir seperti di Bukit Harapan, peternakan lembu sangat berkembang, anakan ketiaga, lembu tersebut berpindah ke masyarakat lain," jelasnya.

Sumber Berita :
http://batam.tribunnews.com/2015/04/22/lingga-akan-kembangkan-ternak-sapi-skala-di-tiga-lokasi
Sumber Gambar :
kabarlingga.com/wp-content/uploads/2015/04/sapi-madura-272x125.jpg

BP Batam akan Bangun Agrowisata 112 Hektare

Agustus 24, 2015

Batam (Antara) - Badan Pengusahaan Kawasan Pedagangan dan Pelabuhan Bebas Batam tengah merancang pembangunan agrowisata seluas 112 hektare di Sei Temiang, untuk tempat pelancongan, penelitian, dan edukasi.

"Tahun ini kami tengah mempersiapkan rencana detailnya. Kalau tidak ada halangan 2016 mulai pembangunan fasilitas penunjangnya," kata Direktur Pemukiman dan Agribisnis BP Batam Tato Wahyu, di Batam, Rabu.

Ia mengatakan, secara fisik saat ini lahan yang akan dijadikan kawasan Agrowisata Sei Temiang sudah berkembang. Pada lokasi dimaksud sudah dikembangkan beberapa jenis pertanian mencakup sayur-mayur, buah-buhan. Selain itu terdapat juga pembudidayaan ikan, dan peternakan sapi.

"Jadi nanti tinggal ditata sedemikian rupa agar memiliki nilai jual lebih. Termasuk penambahan fasilitas penunjangnya. Karena dalam agrowisata, unsur wisata, edukasi yang ditonjolkan," kata dia.

Agrowisata Sei Temiang Batam nantinya akan dibagi dalam tiga zona dengan pembangunan secara bertahap. Zona pertama adalah kawasan pertanian, kawasan untuk kedatangan wisatawan dan bangunan pendukung, landmark. Untuk kedua akan dibangun kawasan peternakan dan terakhir kawasan rekreasi.

"Saat ini ada sekitar 30 petani. Jadi, nantinya yang memiliki jiwa pertanian akan diberdayakan," kata dia.

Dasar rencana pembangunan agrowisata, kata Toto, juga melihat kesuksesan agrowisata lain di Indonesia meski kawasannya tidak strategis seperti Batam.

"Nilai tambahnya luar biasa. Tidak seperti pertanian konvensional yang kalah dengan produk-produk impor yang masuk Batam," kata Tato.

Kasubdit Agribisnis BP Batam, Ibrahim Koto mengatakan sesuai dengan tataruang peruntukan kawasan di Sei Temiang yang hendak dikembangkan menjadi agrowisata memang kawasan pertanian.

"Sesuai dengan ketentuan Menteri Pertanian, bahwa lahan yang diperuntukan bagi pertanian bisa dijadikan agrowisata," kata dia.

Ia mengatakan, posisi lahan 112 hektare sangat strategis baik dan mudah dijangkau dari Pelabuhan Domestik Sekupang, Pelabuhan Internasional Marina dan Sekupang.

"Kalau orientasi untuk produksi saja tidak mumpuni untuk mensuplai kebutuhan pertanian di Batam. Tidak mensejahterakan petaninya juga. Jadi dengan dikembangkan mnejadi agrowisata diharapkan akan menguntungkan dari sektor kunjungan wisatawannya," kata Ibrahim.

Pertanian yang kini sudah ada, kata dia, akan distandarisasi dan dikembangkan dengan beberapa sistem termasuk hidroponik dan pertanian organik dengan sistem irigasi terpadu.

"Rencana ini juga didukung pemerintah pusat termasuk dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian," kata dia. (Antara)

Sumber Berita:
http://m.antarakepri.com/berita/32650/bp-batam-akan-bangun-agrowisata-112-hektare
Sumber Gambar:
aff.bstatic.com/images/hotel/max300/626/6268730.jpg

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS SERIUS MENGEMBANGKAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Agustus 23, 2015

Potensi rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat menjanjikan dilihat dari luas lautannya yang mencapai 98,7% (46.644,14 km2) dan daratannya hanya 1,3% (634,37 km2). Dengan lautan seluas itu dan banyaknya pulau-pulau kecil di dalamnya, tentu mengandung banyak potensi bagi pengembangan budidaya laut terutama budidaya rumput laut. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang menetapkan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai kawasan pengembangan kelautan dan perikanan. Apalagi ke depannya arah kebijakan pengembangan kelautan dan perikanan nasional akan lebih mengarah kepada pengembangan budidaya.

Untuk melihat potensi dan keseriusan pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas telah melakukan Studi Kelayakan Pengembangan Budidaya Ruput Laut dengan melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat Institut Peranian Bogor (IPB) pada Tahun 2011. Adapun tujuan dilakukannya studi ini untuk mengkaji kelayakan pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas, menghitung dan menentukan luas kawasan pengembangan dan menyusun rencana pengelolaan dan pengembangan agribisnis rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dari hasil studi oleh IPB telah menentukan sebaran lokasi pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas sebanyak 21 zona, yakni Kecamatan Palmatak (6 zona), Siantan Tengah (3 zona), Siantan (2 zona) dan Siantan Timur (10 zona) yang paling banyak potensi pengembangan karena memiliki pulau-pulau kecil yang berpotensi untuk dikembangkan. Mengacu pada hasil kajian ini luas kawasan pengembangan ruput laut ini mencapai 1.343 Ha dan yang paling luas terdapat di Kecamatan Siantan Tengan (703,9 Ha).

peta rlGambar. 1. Lokasi potensial pengembanganbudidaya rumput laut di Kabupaten kepulauan Anambas

Produksi dari hasil studi yang diharapkan pengembangan budidaya rumput laut dengan luas area potensi yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas mampu menghasilkan produksi 203.132,66 ton rumput laut basah atau 33.855,44 ton kering per tahun dengan asumsi harga pasaran rumput laut kering Rp. 8.000 – Rp.10.000; atau bisa menghasilkan ± Rp. 270,84 miliar pertahunnya dan Ini merupakan potensi besar yang memiliki nilai ekonomins yang tinggi untuk bisa dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Tentunya pengembangan budidaya rumput laut ini memerlukan waktu atau tahap pengembangan, dan perlu investor pengembangan dengan sistem kerja sama dengan masyarakat. Kerja sama dengan investor ini sangat dibutuhkan demi meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan budidaya sampai tahap pengolahan rumput laut.

Untuk menggali dan mengembangkan potensi rumput laut di Kabupaten Kepulauan Anambas, diperlukan pelaku usaha budidaya rumput laut. Diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan peluang yang ada tentunya dengan arahan dan bimbingan dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Selama pengembangan, pemerintah daerah sudah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan pembudidayaan rumput laut Tahun 2014 di Desa Lidi Kecamatan Siantan Tengah sebanyak 14 orang seluas 3,5 Ha. Diharapkan ke depan, masyarakat bisa mengembangkan budidaya rumput laut ini secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Program ini dilanjutkan pada tahun 2015, direncanakan penambahan pengembangan untuk 18 orang seluas 4,5 Ha.

Sumber Berita :
http://dkp.anambaskab.go.id/dinas-kelautan-dan-perikanan-kabupaten-kepulauan-anambas-serius-mengembangkan-budidaya-rumput-laut/
Sumber Gambar :
www.isukepri.com/wp-content/uploads/2013/03/Rumput-Laut-di-Laut-Madura.jpg

KKP Siapkan Rp300 miliar Dukung Perikanan Natuna

Agustus 21, 2015

Bisnis.com, BATAM—Kementerian Kelautan dan Perikanan menyiapkan dana hingga Rp300 miliar untuk mendukung Kabupaten Natuna di Provinsi Kepulauan Riau sebagai sentra perikanan terpadu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan dirinya ingin wilayah Indonesia menjadi pusat perikanan, tidak hanya menjadi tempat mencari dan menangkap ikan.

"Saya ingin Natuna menjadi pusatnya, nanti bukan kapal asing lagi yang meminta izin menangkap ikan atau bahkan mencuri ikan, ini peluang bagi nelayan nasional," katanya belum lama ini.

Untuk merealisasikan rencana ini, KKP rencananya akan mengucurkan anggaran senilai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar di Natuna.

Anggaran ini akan dipergunakan untuk membangun pelabuhan perikanan, fasilitas ruang pendingin (cold storage) untuk menyimpan hasil tangkapan dan fasilitas pendukung industri pengolahan hasil perikanan tangkap.

Sumber Berita dan Gambar:
http://sumatra.bisnis.com/m/read/20150209/13/54910/kkp-siapkan-rp300-miliar-dukung-perikanan-natuna

Pendidikan dan Budaya Sama-sama Penting

Agustus 20, 2015
TRIBUNNEWSBATAM.COM, KARIMUN - Pendidikan merupakan produk budaya, dan sebaliknya budaya juga merupakan produk pendidikan.
Setidaknya inilah yang diungkapkan Ketua Lembaga Adat Melayu(LAM) Karimun, Abu Samah saat menggelar pertemuan yang digagas Rektor Universitas Karimun, Elvis Adril, belum lama ini.
"Pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya juga merupakan produk pendidikan. Sudah seharusnya ke depan, dua lembaga ini dapat saling bersinergi untuk memajukan pembangunan pendidikan di daerah ini," kata Abu Samah.
Pertemuan yang berlangsung lebih kurang dua jam itu berlangsung santai di sebuah rumah makan di Tanjung Balai Karimun.
Kendati berlangsung santai, namun perbincangan yang terungkap terbilang sarat dengan hal krusial yang membahas nasib anak bangsa, khususnya dalam hal peningkatan mutu generasi muda di Karimun.
Selain Abu Samah dan Elvis Adril, dalam pertemuan itu juga hadir sejumlah pengurus LAM lainnya, seperti H Ahmad Jambi, Nur Rais, Amirullah, Sanusi dan beberapa pengurus lainnya.
Pengurus LAM menyambut baik niat Rektor UK yang datang bersilaturahim serta sekaligus memberikan informasi baru atau pencerahan tentang pendidikan kepada para pengurus LAM Karimun.
Tujuan Elvis menyambangi pengurus LAM Karimun untuk mempererat jalinan silaturahmi yang selama ini sudah direncanakannya.
Elvis juga menegaskan, tugas utama yang diembannya saat ini adalah mengembangkan pendidikan agar anak bangsa khususnya mahasiswa UK berkualitas.
"Tentunya semua diawali dengan manajemen yang transparan. Untuk itu kami perlu mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat karimun, terutama dari LAM Karimun. Pendidikan dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya," katanya.(*)

Sumber Berita :
http://batam.tribunnews.com/2015/08/18/pendidikan-dan-budaya-sama-sama-penting?page=2

Batam Tetap Ingin Batuampar Jadi Penghubung Ekspor-Impor

Agustus 20, 2015

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengusaha Batam berambisi menjadikan Pelabuhan Batuampar sebagai penghubung (hub) utama internasional ekspor-impor Indonesia di Selat Malaka. Pelabuhan ini berkapasitas 600 ribu TEUs dan telah didukung megaproyek Pelabuhan Tanjungsauh senilai Rp 7 triliun.

"Kami sudah meminta Kementerian Koordinator Maritim mendukung pelabuhan di Batam itu sebagai hub di salah satu selat tersibuk di dunia yang dilintasi empat rute perdagangan internasional," kata Direktur Promosi dan Humas Badan Pengusaha Batam Purnomo Andiantono di Batam, Senin, 15 Juni 2015.

Badan Pengusaha Batam membutuhkan dukungan sejumlah pihak khususnya dari pemerintah pusat. "Selain letaknya yang paling dekat dengan Selat Malaka, kami yakin infrastruktur pelabuhan seperti Batuampar yang terus ditingkatkan akan siap menjadi penghubung utama. Megaproyek Pelabuhan Transhipment Tanjungsauh juga ideal menjadi hub mengingat kapasitas kargo bisa mencapai 8 juta TEUs per tahun dan bisa melayani kapal ukuran besar," kata dia.

Sejak 2012 Badan Perusahaan Batam memperluas Pelabuhan Batuampar dengan anggaran Rp 366 miliar untuk membangun dermaga utara sekaligus menambah kapasitas peti kemas menjadi sekitar 600 ribu TEUs dari hanya 200 ribu TEUs. Di samping Batuampar, sejak 2011 Badan Pengusaha Batam juga mencanangkan megaproyek pelabuhan alih jasa berkapasitas 8 juta TEUs di Tanjungsauh.

Proyek senilai Rp 7 triliun itu sampai saat ini belum jelas kelanjutannya karena masih menunggu lampu hijau pemberian status FTZ pada Pulau Tanjungsauh yang menjadi lokasi pelabuhan.
"Dengan kesiapan infrastruktur itu Batam dinilai lebih siap menjadi hub yang mengangkut barang dari dan ke Indonesia ke pelabuhan di negara-negara lain," kata Purnomo.

Badan Pengusaha Batam mencatat selama ini di Selat Malaka pergerakan barang ekspor impor dikuasai Port of Singapore Authority (PSA) dengan 60 juta TEUs per tahun dan Port Klang Tanjung Pelepas Malaysia sekitar 8 Juta TEUs. Sementara  itu Batam hanya menikmati 200 ribu TEUs per tahun.

Selat Malaka saat ini melayani 40 persen pergerakan perdagangan dunia. Sebanyak empat rute perdagangan melintasi Batam yakni trans Asia, Eropa, Amerika dan Australia.

Sumber Berita dan Gambar :
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/06/16/090675507/batam-tetap-ingin-batuampar-jadi-penghubung-ekspor-impor

Usaha Kecil Menengah di Karimun Masih Menjanjikan

Agustus 19, 2015

KARIMUN (HK) - Membuka  usaha kecil menengah (UKM)  di Tanjung Balai Karimun masih sangat menjanjikan.  Selain lokasi yang sangat strategis untuk memasarkan berbagai produk yang dihasilkan, sejauh ini pemerintah setempat juga memfasilitasi berbagai fasilitas guna memberikan keringanan bagi masyarakat yang ingin membuka usaha sendiri.
Imran,  Kasi Kelembagaan Koperasi dan UKM Kabupaten Karimun mengaku, ditahun 2013 ini memang peluang untuk masyarakat kecil yang ingin membuka usaha dan memulai usaha berupa UKM sangat menjanjikan, sebab pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana guna untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

"Sejauh ini memang sangat berpeluang untuk membuka usaha seperti UKM, jadi kami harap bagi masyarakat yang ingin membuka usaha dan memulai usaha UKM, sangat berpeluang sekali, karena sejauh ini pemerintah Kabupaten Karimun telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk masyarakat kecil seperti di coastal area, masih banyak stand yang kosong, apalagi tidak lama lagi proyek pembangunan wisata di sana sudah mulai di buka," tutur Imran.

Imaran juga mengaku sejauh ini sudah 713 UKM yang terdaftar di tahun 2013, namun angka ini masih sedikit dibanding dengan Kabupaten  yang berkembang pesat, apalagi aset dan penghasilan bumi karimun juga sangat menjanjikan, seperti hasil laut dan taninya, yang sudah mulai dilirik masyarakat luas. Aku Imran usaha ini sangat cocok dikembangkan guna membantu prekonomian masyarakat dan hasil bumi karimun bisa diolah menjadi beragam kuliner, cendra mata, kerajinan khas karimun dan cemilan seperti kerupuk khas Karimun.

"Untuk tahun 2013 ini memang sangat meningkat berkisar 10% peningkatan dari tahun 2012 kemarin, dan peningkatan UKM ini sudah sangat tinggi, berarti respon masyarakat sangat luar baisa. Saya rasa masyarakat masih berpeluang banyak untuk mengolah dan memperkenalkan produk-produk unggulan dari Kabupaten Karimun sendiri, mulai dari cemil-cemilan, dan aksesories rumah khas dari karimun dan tentunya kuliner hasil laut," tutur Imran.

Imran juga mengaku, selama ini pihaknya telah memberikan fasilitas yang menjanjikan bagi yang ikut bergabung bersama mereka dalam dunia usaha UKM di Karimun, mulai dari perndistrbusian, pelatihan dan menyediakan fasilitas. Agar masyarakat lebih sadar, jika usaha mendiri itu lebih menjanjikan ketimbang usaha besar, namun ikut dengan orang lain.(abk)

Sumber Berita:
http://www.haluankepri.com/ekonomi-bisnis/bisnis/55439-usaha-kecil-menengah-di-karimun-masih-menjanjikan.html
Sumber Gambr: http://cimg.antaranews.com/kepri/2011/04/ori/rd-gerai-makanan-khas-karimun-e-s.jpg

Produk UKM Batam dipromosikan ke Malaysia

Agustus 18, 2015

Batam Centre, BatamEkbiz.Com – Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Batam akan mempromosikan Batam melalui pameran produk usaha kecil dan menengah (UKM) di Malaysia. Dalam mempromosikan produk UKM, Disparbud bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru.

Dalam hal ini, KJRI akan memfasilitasi pelaku usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) asal Batam ikut dalam pameran dan menggelar galeri produknya di Johor dalam beberapa waktu ke depan. Promosi usaha ini bertujuan untuk mengenalkan potensi dan hasil usaha UMKM Batam di wilayah semenanjung Malaysia.

“Kami prioritaskan Batam, karena selain dekat kami juga sudah beberapa kali melakukan penjajakan,” Konsul dari KJRI Johor Bahru, Iwa Mulyana.

Melalui pameran itu, pelaku UMKM baik binaan pemerintah daerah maupun swasta dapat ikut bergabung. Nantinya, mereka akan mendapat stan pameran di Mall Kota Raya, salah satu pusat belanja besar di Johor Bahru.

Menurut Iwa, Beberapa hasil UMKM yang punya potensi untuk ditawarkan dan diperkirakan mendapat respon positif dari konsumen Johor Bahru antara lain pakaian muslim dan kuliner.

Iwa tak menampik jika produk Malaysia, terutama dari sisi pengemasan dinilai lebih menarik. Meski demikian, ia yakin produk UMKM Batam tetap dapat diterima di negeri jiran itu.

“Kami bekerjasama, sekaligus bersaing dengan produk dari sana,” ujarnya.

Kadisparbud Batam, Yusfa Hendri mengatakan, menyambut baik gagasan dari KJRI Johor Bahru itu. Peluang dari pameran itu juga diharapkan tak hanya sekedar mengenalkan produk Batam ke Malaysia. Lebih dari itu, ia berharap terjalin kerjasama dalam skala yang lebih besar.

“Jadi promosi ini bukan hanya sehari atau dua hari. Tapi terus menerus dan dari produknya bisa terjalin kontrak bisni,” kata Yusfa.

Namun Disparbud belum menyebut berapa banyak pelaku UMKM yang akan berangkat ke Johor Bahru untuk mengikuti pameran. Dengan makin dikenalnya produk Batam dan lalu lintas kerjasama yang makin intens, diharapkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dari Johor ke Batam.

Sejauh ini, pihaknya mencatat negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia jadi penyumbang jumlah wisatawan asing terbanyak yang masuk ke Batam.”Negeri-negeri di Semenanjung (Melayu) itu masih sangat mungkin untuk kita kembangkan (untuk menarik wisatawan asing),” katanya. (R05)

Sumber Berita:
http://batamekbiz.com/produk-ukm-batam-dipromosikan-ke-malaysia/
Sumber Gambar:
3.bp.blogspot.com/-hfbyPQeUVBg/U6o3rMvniDI/AAAAAAAAARw/-9kDEjUBqdk/s1600/produk%252BUKM%252BBatam.jpg

Tonggak Baru Industri Kopi Indonesia Dimulai

Agustus 17, 2015

LIPUTAN-AGRIBISNIS.COM – Mondelēz International meluncurkan program Coffee Made Happy di Jakarta,  sekaligus membuka Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Lampung. Langkah ini merupakan wujud tekad perusahaan itu untuk memberdayakan petani kopi di seluruh dunia.

“Mondelēz International adalah salah satu perusahaan pembeli biji kopi Indonesia terbesar dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi fokus dari program Coffee Made Happy,” ujar Geraldine O’Grady, Global Coffee Sustainability Manager Mondelēz International.

Sebagai perusahaan kopi terbesar kedua di dunia, menurut Geraldine O’Grady, Mondelēz Internationali berkomitmen menginvestasikan minimum US$200 juta untuk memberdayakan satu juta petani kopi di beberapa negara penghasil kopi hingga tahun 2020.

“Coffee Made Happy adalah sebuah inisiatif global yang diciptakan untuk membantu generasi petani selanjutnya,” papar Geraldine.

Tingkatkan Produktivitas Kopi Petani Kecil

Bantuan itu, tambahnya, berupa langkah untuk menginspirasi, melatih, dan membangun kapasitas petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan mengajak generasi muda terlibat di sektor pertanian mikro. 

“Melalui program ini, kami ingin membantu menemukan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh para petani demi terciptanya pasokan yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Jadi,  lanjut Geraldine, program ini akan meningkatkan produktivitas dan kelangsungan hidup petani kopi berskala kecil, memperkuat praktik-praktik pertanian dan membangun komunitas kopi yang lebih berkelanjutan.

Mondelēz International sendiri memang telah berkolaborasi dengan berbagai mitra  seperti Rainforest Alliance, Institusi Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia (ICCRI), 4C Association, dan IDH –Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan– untuk menjalankan program berkelanjutan ini.

Tonggak Industri Kopi Indonesia

“Dengan memberi dukungan kepada para petani kopi Indonesia. Dari teknik pengolahan lahan dan pengendalian kualitas, hingga pengembangan dan implementasi rencana bisnis yang efektif, Mondelēz International berharap dapat berkontribusi terhadap transformasi industri kopi Indonesia,” urai Geraldine..

Jadi, tegasnya, Coffee Made Happy ini menandai sebuah tonggak baru bagi industri kopi Indonesia.

Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Lampung, sendiri merupakanhasil kolaborasi antara Mondelēz International dan organisasi swasta di Indonesia. Pusat Pelatihan ini akan memberi pelatihan langsung kepada 3.000 petani berskalakecil.

Para petani tersebut akan mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan peralatan dan perlengkapan, pencatatan transaksi bisnis, dan pengaturan anggaran belanja,sertakemampuan untuk membuat rencana bisnis.

Sumber Berita:
http://www.liputan-agribisnis.com/berita-pilihan/tongggak-baru-industri-kopi-indonesia-dimulai
Sumber Gambar :  www.mondelezinternational.com.au/~/media/InnovationHub/en/Images/Media%252520Centre/Video%252520Library/COFFEE-MADE-HAPPY-Introduction.jpg

Indonesia-Turki akan ada penerbangan langsung

Agustus 13, 2015
 JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan billateral di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat (31/7). Dari pertemuan ini kedua negara sepakat meningkatkan kerjasama di bidang perekonomian, salah satunya di industri transportasi udara.
Menurut Jokowi ada beberapa kerjasama ekonomi yang dibidik untuk dilakukan dengan Turki. Beberapa diantaranya adalah kerjasama di bidang industri perawatan peralatan militer, industri pembuatan kapal-kapal kecil, di bidang pembangkit listrik tenaga gas, hingga terkait penerbangan langsung dari Turki ke Indonesia.
Kedua negara memang telah sepakat akan dibuat penerbangan dari Turki ke Malaysia lalu ke Jakarta dan dilanjutkan ke Denpasar. "Ini akan segera kita konkretan," ujar Jokowi kemarin.
Kerjasama penerbangan ini untuk meningkatkan wisatawan Turki ke Indonesia. Sementara, dalam keterangannya Erdogan lebih menekankan pentingnya kerjasama di bidang politik dan keamanan terutama terkait terorisme.
Menurut Erdogan ada warga Negara Indonesia (WNI) yang diketahui menyebrangi perbatasan Turki untuk tujuan yang terkait dengan terorisme.
Sumber Gambar Dan Berita :
http://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-tukri-akan-ada-penerbangan-langsung/

Peluang Usaha Agrobisnis Di Lahan Sempit

Agustus 13, 2015

Peluang usaha agrobisnis di lahan sempit merupakan artikel yang akan menceritakan mengenai tahapan apa saja yang harus di lakukan dalam memanfaatkan dan memulai usaha di bidang agrobisnis. Agrobisnis adalah memanfaatkan peluang usaha dengan memanfaatkan lahan di sekitar kita atau bisa disebut juga bisnis pertanian. Jadi tanaman yang di tanam tidak hanya di maksudkan untuk membuat lingkungan menjadi hijau. Namun juga di manfaatkan dari segi bisnis. Yakni tanaman tersebut di jual dan di pasarkan kepada masyarakat.

Berbeda dengan pertanian biasa, agrobisnis biasanya di kelola sedemikian rupa sehingga terlihat menarik. Sehingga pertanian agrobisnis bisa juga di jadikan sebagai objek wisata. Wisatawan bisa melihat keindahan pertanian sambil memetik buah-buahan atau sayuran sendiri.

Menjalani bisnis di bidang agrobisnis ini tidak selalu memerlukan lahan yang luas. Di lahan yang sempit pun Anda bisa menjalankan bisnis ini. Yang terpenting adalah Anda mampu mengelolanya dengan baik agar terlihat indah dan juga agar potensial dari sisi nilai ekonominya.

Lalu bagaimana memanfatkan peluang usaha di bidang agrobisnis dengan luas lahan yang terbatas? Ada banyak sekali solusi dan cara untuk permasalahan ini. Langsung saja ikuti uraian penjelasan mengenai peluang usaha agrobisnis di lahan sempit di bawah ini.

Peluang Usaha Agrobisnis

Peluang usaha agrobisnis di lahan sempit antara lain adalah sebagai berikut ini :

• Membuat Kebun Vertikal

Cara pertama dalam memanfaatkan peluang usaha di bidang agrobisnis dengan luas lahan yang terbatas adalah dengan membuat kebun vertikal. Seperti apa sih kebun vertikal itu? Kebun vertikal adalah sebuah media tanam yang di buat secara vertikal yang berdiri tegak dari atas ke bawah. Anda bisa menggunakan botol bekas yang di gantungkan untuk membuat kebun vertikal ini. Anda juga bisa membuat sebuah media tanam dari kayu yang berisi tanah yang di sangga sedemikian rupa agar tidak terjatuh, lalu media tanam tersebut di sandarkan pada dinding dan jadilah sebuah kebun vertikal. Atau Anda juga bisa menempelkan pot-pot pada dinding rumah untuk membuat kebun vertikal. Sebenarnya ada begitu banyak cara untuk membuat kebun vertikal ini. Anda bisa berkreasi sedemikian rupa tergantung pada kreativitas Anda. Hal terpenting adalah Anda sudah memahami betul bagaimana konsep dari kebun vertikal ini. Salah satu kebun vertikal seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas merupakan tanaman strawberry yang di tanam dalam pot yang di susun secara vertikal. Selain menghemat tempat lahan yang sempit, penataan kebun vertikal seperti gambar di atas membuat kesan kebun yang rapi dan indah. Membuat siapapun yang melihat tergoda untuk berkeliling kebun vertikal dan ingin memetik strawberry tersebut.

• Membuat Media RambatUntuk Tanaman Merambat

Salah satu solusi cerdas dalam mengatasi lahan yang sempit adalah Anda bisa menanam tanaman yang merambat. Sehingga keberadaan tanaman tersebut tidak memakan tempat. Oleh karena itu sediakan media sebagai tempat tanaman Anda merambat. Selain itu, dengan adanya media rambat tanaman Anda lebih mudah untuk di panen atau di petik. Salah satu contohnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Dua cara memanfaatkan peluang usaha agrobisnis di lahan sempit sudah di sampaikan. Selanjutnya tergantung bagaimana mengaplikasikan kedua cara yang telah di bahas pada uraian di atas. Mungkin Anda mempunyai ide atau solusi yang lebih unik dan menarik untuk menjalankan usaha di bidang agrobisnis di lahan terbatas ini.

Sumber Berita dan Gambar:
www.tabloidbisnis.com/peluang-usaha-agrobisnis-di-lahan-sempit/